JAKARTA.KYB - Rasulullah saw berangkat ke masjid untuk mengerjakan salat Subuh.
Tatkala beliau selesai mengerjakan salat bersama para sahabat, kegelapan
malam mulai menghilang berganti munculnya cahaya pagi.
Ketika Rasulullah saw hendak meninggalkan masjid, beliau melihat seorang pemuda. Wajahnya pucat, tubuhnya lemah dan kurus, matanya cekung.
Ketika Rasulullah saw hendak meninggalkan masjid, beliau melihat seorang pemuda. Wajahnya pucat, tubuhnya lemah dan kurus, matanya cekung.
Pemuda itu menjawab, “Aku melewati pagi ini sebagai orang yang yakin, wahai Rasulullah!”
Rasulullah saw merasa kagum dengan ucapan pemuda itu. Beliau bertanya
lagi, “Sesungguhnya setiap keyakinan mempunyai hakikat. Aapa hakikat
keyakinannmu?”
Pemuda kurus itu berkata, “Wahai Rasul Allah, sesungguhnya keyakinanku
inilah yang telah membuatku selalu bersedih, menjadikanku melewati
malam-malamku dalam keadaan jaga dan melewati siangku dalam keadaan
lapar. Aku pun menjauhi dunia dan sesuatu yang ada di dalamnya.
Seakan-akan aku ini tengah menyaksikan Arasy Tuhanku, dan nampak
manusia-manusia dibangkitkan untuk dihisab, dan aku termasuk salah
seorang dari mereka. Seakan-akan aku menyaksikan penduduk surga tengah
bersenang-senang dengan kenikmatan yang Allah SWT berikan kepada mereka.
Mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan.
Aku juga seakan-akan melihat penduduk neraka yang tengah diazab, mereka
melolong minta tolong. Seakan-akan aku mendengar suara gemuruh api
neraka di kedua telingaku.
Rasulullah saw menoleh kepada sahabatnya, dan berkata, “Sesungguhnya
Allah telah menyinari hati hamba ini dengan keimanan”. Kemudian
Rasulullah saw berpesan kepada pemuda itu,”Tetaplah engkau dengan
keadaanmu yang sekarang”.
Pemuda itu berkata, “Ya Rasulullah, mohonkanlah kepada Allah supaya Dia menganugerahiku syahadah (mati syahid) bersamamu”.
Rasulullah pun berdo’a untuknya. Tidak lam kemudian, pemuda itu ikut
berperang dalam sebuah peperangan yang dilkukan Rasulullah saw, dan dia
pun mati syahid di dalamnya, menyusul sembilan orang lainnya sebelum
dia.
Allah SWT berfirman dalam surah al-Qashash ayat (77), “Dan carilah
pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu [kebahagiaan] negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari [kenikmatan]
duniawi, dan berbat baiklah [kepada orang lain] sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepadamu’.
Kita menyadari bahwa banyak yang terjadi di dunia ini, tergantung kita
menyikapinya. Semoga apa yang telah Allah berikan kepada kita semua
mendapatkan kenikmatan dunia maupun akhirat nantinya.(kgs)
Sumber :
Al-Musnawi Khalil.2002.Bagaimana Menyuseskan Pergaulan Anda : resep-resep mudah dan sederhana membina persahabatan.Jakarta:PT LENTERA BASRITAMA