Jum'atku Berbeda

PALEMBANG.KYB- Sholat Jum’at merupakan sholat pengganti dari sholat zuhur. Sholat jum’at berlaku hanya kaum muslimin laki-laki.
Diriku mengetahui begitu pentingnya sholat jum’at, karena sepengathuan yang saya dapat jika sholat jum’at tidak dilaksanakan tiga hari secara berturut-turut maka orang tersebut dapat di cap sebagai orang kafir. Sesekali bolehlah sholat jum’at itu ditinggalkan namun dengan alasan yang sangat kuat mengapa sholat jum’a itu ditinggalkan. Akan tetapi sholat jum’at tersebut tetap diganti dengan sholat zuhur.

Umat muslim laki-laki wajib untuk melaksankan sholat jum’at pada hari jum’at sebagai pengganti sholat zuhur. Tak jarang jikalau kaum laki-laki termasuk saya berbondong-bondong peergi ke masjid untuk melaksanakan sholat jum’at.

Sungguh luar biasa, berbeda dengan pada sholat jum’at sebelumnya. Pada hari ini (11/1) kendati mendengarkan khutbah yang disampaikan khotib dengan tema hari kiamat dalam penyampaian terbawa dalam suasana hari kiamat. Khotib menyebutkan bahwa sebelum kiamat akhir, da’jal dengan mata satu yang mengaku sebagai Tuhan akan muncul ke permukaan bumi dan menghasut orang muslim dan membalikan keadaan dan bagi yang tak kuat iman akan menjadi kafir.

Di samping itu juga, pada saat ditengah-tengah kerusakan muka bumi, akan diturunkannya Nabi Isa untuk melawan da’jal. Bersama kaum muslimin yang masih bertahan da’jal akan dikalahkan. Dengan sorban yang menghiasi lehernya juga mengatakan Al-qur’an sulit untuk didaca dan didengar karena pada hari itu ayat suci Al-Qur’an telah musnah dan hanya dibaca oleh qori’ dan qoriah saja.

Di sisi lain, saat khotib hendak menutup khutbahnya saya tampak melihat seorang yang duduk tepat di depan saya 2 saff dari saya terlihat dengan kekurangan fisiknya ia sholat. Dengan kaki sebelah kiri yang diselimuti bantuan kaki palsu membuat hati berdecup kagum seolah-olah terbawah hati dari penyampaian khutbah.

Terjadi begitu saja tak cukup sampai disitu pada saat ia membenarkan pecinya yang miring tangan yang cacat pun melengkapi hatiku yang miris dengan kelengkapanku namun diriku hanya seujung daun jika melihat orang tersebut.

Keistimewaan yang ada pada dirinya sungguh diacungi jempol. Dengan keterbatasan fisik tak menyurutkan dirinya untuk melaksanakan sholat jum’at. Tak menghiraukan disekelilingnya yang lengkap akan fisik membuat seorang pria tersebut dapat menahan dan bahkan tampak raut wajahnya yang biasa-biasa saja.

Lebih mirisnya lagi hatiku ini saat ia berdiri dari tempat singgahnya untuk melaksanakan sholat jum’at. Tanpa dibantu orang seklilingnya ia berdiri dengan gagahnya walau hanya dengan satu bantuan kaki palsu.

Andai saja diriku berani untuk mengenal siapa dia, mungkin diriku akan mendapatkan pengalaman yang berharga dari dirinya. Ia bagaikan malaikat bagiku yang hidup dengan kekurangannya, namun tetap sama dengan sekelilingnya.

Allah menciptakan manusia itu sama meskipun ras, suku, budaya berbeda. Kekurangan hanyalah sebatas fisik saja. Mengapa diriku tak sanggup untuk mendekati dia yang sudah di depan mata? Apa diriku ini takut akan mengucilkan dia ? Semoga dari kejadian itu ku dapat mengambil hikmah yang ku dapat pada hari ini. (kgs)

Jembatan Ampera Tempo Dulu

Jembatan Ampera Tempo Dulu
Jembatan Ampera adalah sebuah jembatan di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Jembatan Ampera, yang telah menjadi semacam lambang kota, terletak di tengah-tengah kota Palembang, menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi.