Penyakit Terjadi di Setiap Musim

PALEMBANG-KYB. Banjir momok yang tak bisa dihindari di Indonesia termasuk di Sumsel. Mengapa tidak! setiap terjadi musim penghujan, air sungai mengalami penguapan yang mengakibatkan debit air terus meningkat, ditambah adanya penyumbatan pada saluran pembuangan air yang dapat mempercepat terjadinya banjir.

Genangan air memenuhi ruas jalan di Palembang.
Banjir inilah yang membuat berang sebagian masyarakat, terutama di area pinggiran sungai.

Banjir 5 tahunan yang terjadi di Sumsel ini bukanlah hal yang baru, kerap kali pemerintah telah berupaya meminimalisir dampak banjir tahunan, dari pengerukan air sungai hingga membuat saluran air yang baru, bahkan membuat waduk telah dilakukan. Namun, seolah banjir tahunan ini bukanlah sebuah penghalang bagi mereka (banjir, red). Bahkan banjir terus meraja lela, pemukiman yang sebelumnya tidak dijangkau banjir kini telah merambat di semua pelosok.

Harus diakui bencana banjir memang membuat takut masyarakat. Selain merendam pemukiman, banjir juga mengganggu aktifitas keseharian masyarakat.
Aktifatas seperti mencuci baik pakaian maupun perabotan rumah tangga inilah yang membuat biang kesehatan cepat merasuk dalam tubuh. Diare misalnya kurangnya air bersih membuat masyarakat beralih ke air banjir yang terbilang tak layak pakai yang mempercepat diare datang.

Pasca terjadinya banjir tahunan akan terjadi peralihan cuaca dari musim penghujan ke musim kemarau. Jika di lihat masa waktunya, pada bulan Maret 2013 ini masih dalam kurun waktu musim penghujan. Namun, karena global yang sudah tak bersahabat membuat peralihan musim menjadi kacau, musim kemarau sewaktu-waktu akan mengalami hujan dan sebaliknya.
Tampak tumpukan sampai di area pinggiran sungai kecil.
Kemarau datang bukan berarti dampak musim penghujan selesai. Pasca penghujan sampah yang berada di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) beralih ke sungai-sungai kecil. Surutnya debit air sungai, membuat sampah di pemukiman terseret bersama air yang mulai surut. Sampah yang menumpuk di sungai kecil menjadi masalah baru. Jika tidak di selesaikan dengan sigap, pada musim kemarau mendatang yang identik dengan penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) serta penyakit Demam Berdarah Dengeu (DBD) akan terus menghantui. Genangan air pada sampah, mempercepat pertumbuhan jentik-jentik nyamuk untuk muncul. Serangan nyamuk yang satu ini yang harus diwaspadai.

Selain itu, musim kemarau masyarakat juga harus mewaspadai serangan mimisan (epistaksis). Agar tidak terjadi apa yang diinginkan, alangkah baiknya jika menjaga kondisi makan, istirahat yang cukup, makan makanan yang seimbang dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar serta membiasakan diri untuk melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PBHS). (kgs)

Jembatan Ampera Tempo Dulu

Jembatan Ampera Tempo Dulu
Jembatan Ampera adalah sebuah jembatan di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Jembatan Ampera, yang telah menjadi semacam lambang kota, terletak di tengah-tengah kota Palembang, menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi.