Sumsel Gemilang Tanpa Dulmuluk ?


PALEMBANG-KYB Terlahir dari seorang Ayah dan Ibu kelahiran Palembang membuat diriku menjadi keturunan orang Palembang ditambah lagi dengan gelar yang dimiliki sang ayah dan ibu. 
Meskipun gelar itu hanyalah pajangan semata namun tetap kupertahankan sama seperti halnya yang diberikan kepadaku. Kiagus (Kgs) merupakan gelar yang diturunkan sang ayah kepadaku. Meskipun gelar sang ibu lebih tinggi (Raden Ayu, RA) namun gelar akan jatuh kepada pihak laki-laki. Dilahirkan di Palembang, 4 Maret 1994 tak membuat diriku berkecil hati karena tinggal di kota kecil. Menompang dagu demi menjadikan kota ini sebagai kota yang “Gemilang”. Kota yang kaya akan ragam budaya yang membuat diriku betah hingga sekarang.

Kerap kali, banyak orang yang melakukan sesuatu bagaimana cara untuk mendapatkan suatu hal yang berbeda untuk dirinya meskipun itu adalah impian yang sama. Namun, cara dari merekalah yang membuat mereka tampil beda. Kemajuan yang dimiliki Provinsi Sumatera Selatan ini bisa dikatakan demikian, kota kecil bisa menjadi dikenal setiap pelosok tanah air akan kemajuan yang dimiliki Sumsel. Kemajuan yang dimiliki Sumsel didorong dengan tekad maupun ambisi yang besar untuk menjadikan Sumsel menjadi kota bertarap Internasional.
Mengapa tidak? Sumsel memiliki kelebihan tersendiri bagi Provinsinya, mulai dari kebudayaannya, tariannya bahkan hingga perbedaan SARA. Meskipun  perbedaan SARA dimiliki setiap pelosok, namun provinsi ini tetap mengayomi dan maupun untuk tidak saling menyinggung setiap SARA.
Provinsi yang lebih dikenal sebutan Bumu Sriwijaya satu ini dulunya merupakan pusat kerajaan Sriwijaya yang terkenal akan kerajaan maritime terbesar dan terkuat di Nusantara. Memiliki 15 kabupaten/kota adalah hal yang besar untuk meningkatkan SDA dan SDM karena setiap kota/kabupaten memiliki dalil dan fungsi masing-masing yang saling melengkapi sehingga menjadikan Provinsi Sumatera yang Gemilang.
Air Terjun Curup
Misalnya kota Pagaralam yang memiliki Gunung Dempo yang menjadikan sebagai pusat wisata bagi masyarakat Sumsel. Tak hanya itu air terjun ala Sumsel pun dapat ditemui di kota ini. Air terjun Curup inilah yang juga bisa dijadikan objek wiasata.
Bukan hanya kota Pagaralam saja yang memiliki keindahan maupun pesona alam yang menyegarkan bulu kuduk kabupaten yang satu ini juga memiliki pesona yang tak kalah ajibnya dengan yang lain Air Terjun Bidadari dan Air Terjun Lawang Agung juga menambah daftar air terjun yang ada di Provinsi Sumatera Selatan ini.
Selain pesona alam yang dimiiki Sumsel masih ada buah khas komering. Siapa yang tak kenal dengan buah yang satu ini, buah yang berbentuk jorong, bulat atau bulat memanjang memiliki bulu halus kekuningan, biji yang terbungkus oleh salut biji yang putih dan tebal, berair, manis hingga asam. Populernya buah satu ini menambah daftar keanekaragaman yang dimilki oleh Sumatera Selatan.
Lain halnya dengan Kabupaten Muara Enim, pemakaian listrik yang dipakai sebagian besar kota membuat kabupaten dengan luas wilayah 7383,90 km² ini memakai pembangkit tenaga dari PLTU Tanjung Enim yang mencapai 260.000 kW dengan tenaga listrik yang dibangkitkan mencapai 1.753.805 MWh.
Keanekaragaman yang dimiliki Sumsel mulai dari makanan, objek wisata alam, serta pembangkit listrik belum lengkap tanpa Kota yang satu ini. Memiliki ribuan barel minyak bumi inilah yang menambah daya gedor untuk bersaing dari setiap wilayah Indonesia bahkan Negara Tetangga. Kota Prabumulih yang tekenal akan minyak bumi yang tak ada habisnya membuat kota ini dijuluki sebagai kota minyak.
Tak kalah dengan kabupaten/kota di Sumsel kota induk dari pada Sumatera Selatan, Palembang jauh memiliki daya gedor yang luar biasa untuk menyeimbangkan semua kota yang ada di Sumsel. Palembang yang dikenal dengan Pempeknya ini terdapat juga wisata seperti Jembatan ala Mississippi. Jembatan Ampera yang ditinggalkan pada masa penjajahan Jepang dan Belanda. Tak hanya sampai disitu Sungai yang menghiasi Jembatan sebagai penghubung Ulu dan Ilir juga menjadi objek yang tak kalah hebatnya dengan 9 anak Sunginya yang dikenalnya, Sungai Musi juga dapat menjadikan sebagai tempat objek Bus Air yang baru-baru ini telah dilakukan.
 Gemilangnya sumsel bertambah dengan diselenggarakannya olahraga terbesar di Asia Tenggara yakni Sea Games 2011 yang ke 26. Tak tanggung-tanggung Provinsi Sumatera Selatan ini menjadi tuan rumah dari ajang bergengsi. Suksenya penyelnggarakan Sea Games XXVI menambah daftar panjang kesuksesan yang dicapai Sumsel. Dengan adanya penyelanggaraan tersebut Sumsel mampu sejajar dengan kota-kota besar di Pulau Jawa dan bahkan bisa menjadi satu langkah di depan.
Namun seiring berkembangnya  zaman, kesenian-kesenian di Indonesia terutama pada Provinsi Sumatera Selatan ini memiliki masalah. Sumsel yang telah menggejolak bak langit seolah tak menghiraukan kehidupan dibawanya. Kerajinan Songket misalnya, padahal hampir semua kalangan masyarakat mengetahui Songket asli milik Sumsel. Namun sangat disayangkan pengrajin yang minim terus menhantui generasi muda yang lebih memilih kepada kegiatan lain. Generasi muda sekarang masih buta akan kerajinan termasuk penulis, kurangnya pengetahuan tentang tenunan membuat orang kini hanya dapat menikmatinya.
Kesenian Dulmuluk
Lain halnya dengan pentas teater yang bias dibilang masih sangat tradisional. Kesenian tradisional Dulmuluk misalnya, Pementasan ini sungguh jauh dari kata Gemilang jika dilihat majunya Provinsi Sumatera Selatan saat ini. Meskipun kesenian tradisional Dulmuluk yang merupakan salah satu kesenian yang cukup meraja di hati masyarakat Sumsel bagi orang tua, nampaknya kaum muda tak banyak yang menggaetkan kehobiannya kepada Dulmuluk. “Jujur saja saya sendiri menyaksikan Dulmuluk untuk pertamma dan terakhir pada bangku SD”. Apakah Dulmuk benar-benar punah?”. Punah? “Saya rasa tidak, melainkan kurangnya pelestarian, pelestarian yang hanya pada kegiatan tertentu saja akan membuat pecinta bahkan yang belum mengetahuinya kian punah, ditambah kurangnya peminat yang membuat Dulmuluk jauh di seberang lautan ”. Padahal pementasan yang lebih kepada komedi, syair dan pantun ini lebih memiliki khas tersendiri. Baik dari penyampaian amanat maupun pelakon membawakan perannya. Sebenarnya Dulmuluk dapat kita jumpai dimana saja tanpa harus menyaksikan ditemapt-tempat resmi sekalipun. Sayangnya, semua sirna tanpa adanya penonton yang menyaksikan.Tak sedikit kalangan yang menyampaikan opininya bahwa punahnya Dulmuluk.
Kesenian tradisional Dulmuluk yang lebih kepada pementasan pada malam hari ini sekaligus keturunan nenek moyang wong kito harus terus dipentaskan jangan hanya dilestarikan semata. Semoga kegemilangan Provinsi ini tidak luntur dan akan semakin gemilang dengan hadirnya Dulmuluk di hari esok. Mari kita mulai lestarikan Sumatera Selatan yang  Gemilang ini untuk selalu dijaga agar Provinsi ini menjadi Provinsi yang menjadi panutan bagi Provinsi lain. (kgs)
Penulis hanyalah manusia biasa dan memiliki kekurangan, kritikan dan saran siap menghantui penulisuntuk perbaikan isi maupun kosa kata yang belum sempurna.
Komentar terus ditunggu kehadirannya :)

Referensi :
 Kota Pagar Alam, Muara Enim, Kota Prabumulih, Kabupaten Lahat

Jembatan Ampera Tempo Dulu

Jembatan Ampera Tempo Dulu
Jembatan Ampera adalah sebuah jembatan di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Jembatan Ampera, yang telah menjadi semacam lambang kota, terletak di tengah-tengah kota Palembang, menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi.